Sejak akhir Juli 2022 lalu, kabar terbaru dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah resmi mendistribusikan vaksin booster kedua covid 19. Pertama kali didistribusikan, vaksin penunjang ini sudah dilakukan sejak hari Jum’at tanggal 29 Juli 2022.
Hal tersebut juga telah diumumkan melalui surat edaran nomor HK.02.02/3615/2022 tantang Vaksinasi Covid 10 Dosis Booster ke-2. Tentunya, pelaksanaan vaksinasi ini sudah mendapat persetujuan dari berbagai pihak, khususnya Emergency Use Authorization dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Fakta Vaksin Booster Kedua Covid 19
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh ahli, vaksinasi booster dapat meningkatkan imunitas hingga mencapai dua kali lipat apabila dibandingkan dengan vaksinasi dosis satu dan dua. Namun, ketahui terlebih dahulu fakta-fakta menarik tentang vaksin booster kedua covid 19 di bawah ini:
1. Belum Berlaku untuk Masyarakat Umum
Meskipun mulai didistribusikan, namun pemberian vaksin dosin keempat atau booster kedua yang dilakukan di akhir Juli 2022 lalu belum berlaku untuk masyarakat umum. Jadi, tidak heran jika belum ada pemberitahuan secara serentak untuk melakukan vaksinasi keempat ini.
Namun, masyarakat umum tentu harus melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama terlebih dahulu. Pasalnya, dilihat dari data, masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster pertama masih belum seberapa.
2. Prioritas kepada Kelompok Rentan
Seperti yang telah dijelaskan pada poin pertama, bahwasannya vaksinasi dosis keempat alias booster kedua belum berlaku untuk masyarakat umum. Lantas, sasaran pemberian vaksin booster tingkat dua ini diperuntukkan untuk siapa?
Vaksin booster tingkat dua utamanya akan diberikan kepada kelompok rentan, yakni seluruh tenaga kesehatan. Hal tersebut dikarenakan tenaga kesehatanlah yang paling rentan terpapar virus corona, karena terjun langsung dalam menangani pasien.
Namun tidak sembarang tenaga kesehatan yang boleh mendapatkan vaksinasi, karena syarat utamanya adalah penerima vaksin harus sudah menerima vaksin booster pertama dan jarak dengan pemberian vaksin booster tingkat dua ini minimal 6 bulan.
3. Lokasi Penerimaan Vaksinasi Booster ke-2
Vaksinasi booster kedua didistribusikan untuk para tenaga kesehatan seluruh Indonesia dan prakteknya akan dilakukan langsung di fasilitas pelayanan kesehatan dan atau pelayanan vaksinasi covid 19 di daerah masing-masing.
Jika kamu merupakan tenaga kesehatan, silahkan kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk menerima vaksinasi dosis kedua (booster) secara gratis. Syarat utamanya yakni sudah menerima vaksinasi dosis pertama booster minimal sejak 6 bulan yang lalu.
4. Jenis Vaksin
Setidaknya terdapat enam jenis vaksin booster tingkat kedua yang akan diberikan kepada tenaga kesehatan selaku kelompok rentan terhadap covid 19. Lantas, apa saja jenis vaksin tersebut? Berikut ini daftarnya:
Sinovac
Jenis vaksin yang pertama ini pastinya sudah sangat familiar di telinga seluruh masyarakat Indonesia, karena merupakan salah satu vaksin yang didistribusikan pertama kalinya. Sinovac merupakan jenis vaksin yang apabila dosisnya penuh dapat menjadi booster homolog atau untuk vaksin primer sejenis.
Sedangkan efek samping dari suntikan vaksin jenis ini akan tergantung pada masing-masing penerima, namun kemungkinan akan muncul reaksi lokal atau nyeri di lokasi suntikan. Namun, menurut pengalaman banyak orang, vaksin Sinovac tidak menyebabkan gejala demam.
Pfizer
Selanjutnya ada Pfizer sebagai booster homolog atau vaksin primer sejenis, namun setengah dosisnya dapat digunakan untuk booster vaksin primer Sinovac dan juga AstraZeneca. Terdapat efek samping dari suntikan vaksin jenis ini, misalnya saja nyeri otot, kemudian demam, dan juga nyeri sendi.
AstraZeneca
Dosis penuh dari AstraZeneca bisa diberikan kepada penerima vaksin dosis satu dan dua Pfizer sebagai booster. Efek samping dari suntikan vaksin ini bermacam-macam, tergantung penerima, mulai dari nyeri, gatal, kemerahan, kelelahan, sakit kepala, meriang, mual, dan juga pembengkakan.
Moderna
Vaksin jenis keempat adalah vaksin Moderna yang dapat digunakan sebagai booster vaksin primer sejenis, kemudian AstraZeneca dan juga Janssen. Pemberian vaksin Moderna sebagai booster hanya setengah dosis saja.
Sedangkan efek samping yang biasanya muncul setelah suntikan adalah lemas, sakit kepala, kemudian menggigil, demam, dan mual. Efek samping setiap penerima tidak sama, karena akan bergantung pada kondisi masing-masing tubuh manusia.
Zifivax
Zifivax merupakan jenis vaksin dosis tingkat kedua yang digunakan di Indonesia dan bisa digunakan sebagai booster penerima vaksin primer Sinovac dan juga Sinopharm. Meskipun jarang terdengar, namun sudah banyak penerima vaksin yang menggunakan booster jenis ini.
Efek samping yang ditimbulkan dari pemberian vaksin jenis Zifivax bermacam-macam, mulai dari timbulnya rasa nyeri akibat suntikan khususnya di area suntikan, lalu sakit kepala, kelelahan, timbulnya nyeri otot, demam, batuk, mual, bahkan ada juga diare dengan tingkat keparahan grade satu dan dua.
Sinopharm
Jenis vaksin terakhir yang dapat dijadikan sebagai booster vaksin primer adalah jenis Sinopharm. Vaksin jenis ini dapat diberikan dengan dosis penuh sebagai booster vaksin primer sejenis, kemudian juga penerima vaksin primer jenis Sinovac.
Terdapat efek samping yang akan muncul setelah kamu menerima suntikan vaksin Sinopharm, namun tingkat keparahannya berkisar pada grade satu dan dua.
Adapun efek samping yang biasanya muncul dari suntikan vaksin ini adalah pembengkakan disertai nyeri di area suntikan, kemudian timbulnya kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, dan juga kelelahan. Efek samping yang dialami oleh setiap orang bisa berbeda-beda.
Vaksin booster kedua masih belum didistribusikan ke masyarakat umum dan diprioritaskan kepada kelompok rentan, terutama tenaga kesehatan. Dengan pemberian vaksin ini diharapkan antibodi atau daya tahan tubuh kelompok rentan lebih maksimal memerangi corona, baik varian lama maupun baru.