Saat ini yang paling marak varian dari kasus COVID-19 adalah varian terbaru yaitu Omicron. Bukan hanya Indonesia saja, namun di berbagai negara para penduduknya sudah mengalami gejala covid Omicron dengan sangat jelas.
Pada versi World Health Organization (WHO) sudah memasukkan varian terbarunya B.1.1.529 pada kategori variant of concern (VoC). Sedangkan, untuk Tim Spector peneliti dari ZOE salah satu profesor melakukan pengujian dan gejala dari Omicron hanya seperti flu biasa.
Ciri-Ciri Gejala Covid Omicron
Dengan informasi terbaru yang didapatkan dari aplikasi ZOE Covid telah diteliti dan hasilnya terdapat 7 keluhan gejala teratas dari hari ke hari pada pasien Omicron. Beberapa gejala yang dirasakan seperti di bawah ini:
1. Sakit Kepala
Di urutan pertama gejala covid omicron adalah sakit kepala yang dirasakan oleh penderitanya. Memang terasa sangat ringan dan bahkan dirasa bukan penyakit yang berbahaya. Ternyata, gejala paling umum yang dirasakan akibat infeksi COVID-19 ini adalah sakit kepala.
Namun, gejala pertama yang dirasakan ini berbeda seperti sakit kepala biasanya dengan rasa sakit:
- Sakit kepala dengan rasa nyeri yang sedang hingga berat.
- Pada bagian seluruh kepala terasa berdenyut, menusuk, dan menekan.
- Dapat terjadi pada kedua sisi kepala dan bukan migrain.
- Berlangsung selama lebih dari tiga hari pada bagian kedua sisi kepala.
- Tidak dapat diobat dengan obat penghilang rasa sakit biasanya.
Rasa sakit yang ada pada bagian kepala tersebut tidak akan hilang meskipun diobati dengan obat biasanya. Virus telah masuk ke dalam tubuh dan sedang berperang dengan imunitas dan sakit kepala ini muncul di awal virus tersebut masuk setelah masa inkubasi.
2. Pilek
Di Inggris, pilek menjadi salah satu gejala yang sering dilaporkan terlepas dari musim dingin yang terjadi waktu itu. Orang yang terinfeksi COVID-19 selain mengalami gejala anosmia atau hilang penciuman dan rasa juga mengalami pilek, hampir 60% kasus yang sudah dilaporkan.
Menurut penelitian, perlu digaris bawahi pada saat tingkat infeksinya rendah maka pilek bukan disebabkan oleh virus corona. Dan kemungkinan besar, pilek tersebut diakibatkan oleh alergi dingin karena pergantian musim.
Terlebih gejala covid Omicron di Indonesia, saat ini sedang memasuki musim hujan sehingga pada kasus infeksi corona juga terdapat gejala pilek yang mendominasi.
3. Bersin-Bersin
Sebagian besar, bersin-bersin diakibatkan oleh adanya penolakan tubuh terhadap virus dan infeksi. Tim peneliti sudah memastikan bahwa gejala covid Omicron ini juga bersin-bersin. Pada orang dewasa maupun pada anak-anak yang sudah vaksinasi 2 dosis maka bisa menderita gejala ringan bersin-bersin.
Akan tetapi, tim peneliti juga menjelaskan bahwa gejala bersin-bersin tidak selalu terinfeksi covid varian Omicron karena bisa menandakan sakit biasa atau alergi.
Tulisan para peneliti menjelaskan bahwa meskipun terdapat banyak orang yang terinfeksi varian omicron dengan kemungkinan gejala bersin-bersin namun itu bukan gejala yang pasti dan bersin sangatlah umum terjadi pada tubuh manusia.
4. Sakit Tenggorokan
Gejala selanjutnya yang juga dilaporkan adalah penderita COVID merasakan sakit tenggorokan yang biasanya terjadi pada saat radang tenggorokan. Pada Studi ZOE Covid sudah dicatat bahwa sakit tenggorokannya cenderung ringan dan berlangsung kurang lebih 5 hari bahkan kurang.
Para peneliti menjelaskan jika sakit tenggorokan begitu menyakitkan maka bisa saja itu karena indikasi penyakit lainnya sehingga harus segera memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.
Sakit tenggorokan yang dilaporkan oleh para pasien COVID-19 ini terjadi pada orang yang berumur kisaran 18 tahun sampai dengan 65 tahun. Pada bayi tidak ada sakit tenggorokan yang terjadi saat terinfeksi covid Omicron.
Menurut dokter di Afrika Selatan yaitu Angelique Coetzee juga menyebutkan bahwa pasien Omicron juga mengeluhkan tenggorokan gatal. Akan tetapi, rasa gatal pada tenggorokan tidak biasa dan lebih menyakitkan dibandingkan gatal tenggorokan yang biasa saja.
5. Batuk
Menjadi gejala yang klasik namun sangat cepat penularan dari COVID-19 ini melalui batuk. Biasanya orang yang sudah terinfeksi akan merasakan sakit batuk yang terus-menerus. Gejala yang sering dan umum terjadi pada pasien COVID-19 adalah batuk kering dan bukan batuk yang berdahak.
Untuk gejala batuk kering ini akan terjadi selama empat sampai lima hari yang dilihat dari seberapa besar derajat dari penyakit tersebut.
6. Kehilangan Nafsu Makan
Jika merasakan kehilangan nafsu makan secara singkat memang tidak akan mengakibatkan masalah yang serius. Akan tetapi menurut ZOE kehilangan nafsu makan yang terus-menerus pada orang tua daat menjadi pertanda yang serius dan ada sesuatu yang salah.
Untuk gejala covid Omicron varian baru ini banyak pasien yang kehilangan nafsu makan. Oleh sebab itu, para peneliti tetap waspada dengan mengatakan tidak perlu memaksakan diri untuk makan jika suka namun sangat penting tetap mengganti air yang hilang dengan minum cairan untuk melawan infeksi.
Jadi, untuk pemulihan COID-19 dengan cepat saat kehilangan nafsu makan adalah dengan meminum cairan atau air putih.
Memang dikatakan normal saat merasa lelah saat merasa badan tidak sehat dan pada masa pemulihan dapat memakan waktu yang cukup lama dengan mengalami kehilangan nafsu makan.
7. Demam Ringan dan Kelelahan
Demam yang terjadi pada penderita Omicron memang tidak berlangsung lama efeknya. Namun, suhu tubuh dari infeksi Omicron ini cukup ringan dan perlahan bisa pulih dengan sendirinya. Demam yang dirasakan tidak akan banyak memberikan pengaruh karena demam tidak terlalu tinggi.
Terkadang demam ini juga dibarengi dengan keringat malam yang jumlahnya sangat banyak. Untuk pakaian dan tempat tidur penderita akan menjadi basah meskipun malam hari udara terasa sejuk.
Kapan Harus Melakukan Tes PCR?
Untuk gejala dari Omicron ini memang tidak ringan sehingga untuk dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui adanya virus ini di dalam tubuh harus melakukan serangkain tes.
Tes yang dirasa akurat untuk mendeteksi adanya virus COVID-19 varian Omicron setelah rapid antigen adalah tes PCR. Biasanya pada fasilitas kesehatan akan di swab antigen terlebih dahulu dan jika sudah dinyatakan positif akan dilakukan tes PCR.
Namun, ada kalanya tidak perlu melakukan tes swab antigen terlebih dahulu namun langsung PCR. Pada gejala di atas harus diwaspadai dan jika mengalami batuk namun dibarengi dengan gejala lainnya maka harus segera melakukan tes PCR dengan segera.
Bahkan, jika memiliki gejala infeksi pernapasan harus tetap di rumah agar mencegah terjadinya penularan COVID-19 yang semakin marak.
Profesor Alan McNally, bidang microbial evolutionary genomics yang ada di University of Birmingham menegaskan bahwa pada orang yang melakukan diagnosis sendiri akan mengakibatkan kasus COVID melonjak lagi.
Saat di luar rumah harus tetap mematuhi protokol kesehatan sehingga tidak akan mudah tertular penyakit COVID-19 ini. Gejala covid Omicron yang kerap terjadi memang ringan dan terasa seperti sakit biasanya namun ada baiknya langsung melakukan tes PCR agar terdeteksi secara pasti.