Perjalanan Karier Badminton Kevin Sanjaya, si The Minions yang Diwarnai Jatuh Bangun

Siapa, sih penggemar olahraga bulutangkis yang tidak mengenal Kevin Sanjaya Sukamuljo? Si kecil cabe rawit yang dijuluki The Minions bersama pasangan pemain ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon ternyata memiliki perjalanan karier badminton yang tidak mudah, loh. 

Bagaimana kisah hidup pebulutangkis peringkat 1 dunia ini dari kecil hingga dewasa dan mencapai puncak kesuksesan sebagai atlet bulutangkis? Simak informasinya berikut ini. 

Masa Kecil Kevin Sanjaya

Masa Kecil Kevin Sanjaya

Pria yang lahir di Banyuwangi pada tanggal 02 Agustus 1995 ini sudah akrab dengan dunia badminton sejak taman kanak-kanak. Kevin kecil memiliki hobi menonton pertandingan badminton dan juga bermain di lapangan badminton dari ubin di belakang rumahnya. 

Ayah Kevin Sanjaya, Sugiarto Sukamuljo yang mengetahui ada bakat di bidang badminton pada anaknya langsung bergerak mencari tempat berlatih untuk Kevin. Pertama kali, beliau memasukkan Kevin ke dalam PB 46 Putra Jember. 

Pada tahun 2003, Kevin yang saat itu kelas 3 SD masuk ke dalam PB Sari Agung Banyuwangi dan berhasil menjadi juara pada tingkat kecamatan. Di tahun 2006, Kevin mencoba untuk mengikuti audisi umum beasiswa PB Djarum di Kudus namun tidak berhasil. Alasannya adalah karena tinggi badan Kevin yang dinilai tidak sesuai standar dan terlalu mungil.

Hal itu tidak membuat Kevin lantas menyerah. Kevin kembali berlatih dan mengikuti audisi PB Djarum dan berhasil masuk pada tahun 2007. Inilah yang menjadi awal mula perjalanan karier badminton Kevin secara profesional. 

Masa Pelatihan di PB Djarum

Masa Pelatihan di PB Djarum

Adalah seorang pelatih bernama Fung Permadi yang pertama kali melihat bakat Kevin pada saat audisi tahun 2007. Awalnya, Kevin sebenarnya ditolak karena tinggi badan yang tidak mumpuni. Namun, kejelian mata seorang Fung Permadi yang bisa membawa Kevin lalu bisa lolos ke PB Djarum. 

Fung Permadi melihat ada bakat istimewa dari Kevin. Kevin tidak pernah kesulitan untuk memukul shuttlecock, memiliki posisi baik, memberikan permainan bola yang enak, dan yang paling penting memiliki antisipasi yang bagus. 

Kevin mengetahui kemana arah bola akan diberikan oleh lawan. Bakat itulah yang kemudian dijadikan oleh Fung berdiskusi dengan pelatih lain dan akhirnya lolos audisi. Pada awalnya, tidak ada pelatih yang tertarik dengan seorang Kevin Sanjaya. 

Kevin pernah dianggap gagal pada sektor tunggal karena tidak pernah berprestasi di sana. Selain itu, pada saat sesi latihan di PB Djarum, Kevin pernah tidak diizinkan untuk berlatih karena terlambat bangun dan kesiangan. 

Sikap lalai dan tidak disiplin ini yang menjadi pelajaran berharga untuk Kevin. Karena memiliki semangat pantang menyerah yang tinggi, Kevin terus mencoba dan berlatih. 

Gagal di Sektor Tunggal, Mencoba Bermain di Sektor Ganda

Gagal di Sektor Tunggal, Mencoba Bermain di Sektor Ganda

Kevin mulai banyak berkembang di sektor ganda. Banyak sekali pertandingan internasional junior yang diikuti olehnya. Pertandingan senior group dimulai pada Juli tahun 2011, dimana Kevin bersama pasangan ganda putra saat itu yang bernama Lukhi Apri Nugroho berhasil menjadi juara di Singapore International Series. 

Selain ganda putra, Kevin juga bermain di sektor ganda campuran bersama dengan Masita Mahmudin dan berhasil menjadi runner-up di BWF Junior Championship yang diadakan di Thailand. Karena inilah, pasangan ini berhasil masuk peringkat 500 dunia dan akhirnya masuk Pelatnas Cipayung. 

Selanjutnya, Kevin dipasangkan dengan Selvanus Geh dan berhasil meraih beberapa title di kejuaraan Selandia Baru Grand Prix Gold, Vietnam International Challenge, Bulgarian International Challenge, dan Indonesia Masters di tahun 2014 sebagai runner-up.

Berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon

Berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon

Awalnya, mereka dipasangkan secara tidak sengaja karena kedua pasangan mereka sedang sakit. Dengan Marcus inilah, Kevin mencetak perjalanan karier badminton Kevin bisa mencapai puncak kesuksesan. 

Sempat mengalami kekalahan di pertandingan All-England pada tahun 2015, mereka berhasil memperoleh posisi runner-up di Chinese Taipei Open, padahal pada saat itu mereka sama sekali tidak diunggulkan. Title yang mereka peroleh bersama pertama kali adalah pada saat Chinese Taipei Masters karena berhasil mengalahkan pasangan Malaysia pada babak final. 

Pada tahun 2016, mereka termasuk ke dalam 20 besar peringkat dunia. Mereka banyak sekali mengikuti pertandingan level super series dan memenangkannya. Di tanggal 22 Desember 2016, mereka berhasil tembus peringkat 2 dunia. 

Prestasi gemilang selanjutnya dengan Marcus Gideon adalah menjadi juara di All-England 2017, Asian Games 2018, meraih gelar World Tour 500+ sejak 2018, pemain terbaik BWF 2017 dan 2018, serta menjadi peringkat 1 dunia selama 130 pekan berturut-turut.

Apa yang Bisa Membuat Kevin Menjadi Seperti Sekarang Ini?

Apa yang Bisa Membuat Kevin Menjadi Seperti Sekarang Ini

Menurut kedua orangtuanya, Kevin adalah anak yang perhatian, sedikit pendiam, namun manja. Namun, Kevin memiliki sifat pantang menyerah dan memiliki kemauan kuat akan sesuatu. Kevin kecil pernah bermimpi menjuarai All-England dan di tahun 2017, mimpi itu terwujud. 

Memang, tidak ada mimpi dan kesuksesan yang dapat dicapai tanpa adanya niat, kemauan yang tinggi, kerja keras, dan pantang menyerah. Perjalanan karier badminton Kevin Sanjaya adalah yang patut diacungi empat jempol karena prestasinya yang luar biasa dan semua didapatkan dari kerja keras, doa, usaha, dan dukungan orang tercinta.