Berkembangnya teknologi membuat dunia semakin mudah ditaklukan dan dijangkau. Salah satu contoh dari perkembangan teknologi yang pesat adalah munculnya Esports. Tak hanya viral di Internasional, Esports di Indonesia kini juga mulai digemari masyarakat tua dan muda.
Esports bukan lagi permainan biasa tapi sudah menjelma menjadi sebuah cabang olahraga yang akan dikompetisikan di Pekan Olahraga Nasional (PON). Bahkan atlet Esports pun diperkirakan menerima gaji dengan nominal yang fantastis.
Pengertian Esports
Esports merupakan singkatan dari electronic sports. Esports sendiri sekarang termasuk ke dalam kategori olahraga yang menggunakan perangkat elektronik seperti handphone, komputer atau personal computer dan Konsol Game seperti Playstation, Xbox dan Nintendo.
Dalam kata lain Esports merupakan olahraga digital dengan game sebagai unsur kompetitif utama dalam sebuah perlombaan.
Layaknya game pada umumnya, Esports terdiri dari 2 tim yang saling berhadapan dalam ruang game yang sama dan berkompetisi untuk memenangkan pertandingan memperoleh predikat juara pertama. Nama lain dari Esports adalah egames.
Indonesia telah mengakui Esports sebagai cabang olahraga prestasi yang berada di bawah KONI dan dinaungi oleh PB Esports Indonesia atau PB ESI.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMENKOMINFO) menyebutkan ada 3 unsur yang dimiliki Esports yang membuatnya layak dipertimbangkan menjadi cabang olahraga yaitu unsur kompetitif, unsur sportivitas dan unsur prestasi.
Sejarah Esports di Dunia
Esports pertama kali dikembangkan pada tahun 1972 di Amerika Serikat di saat komputer dan internet masih jarang dimiliki dan digunakan. Saat itu Universitas Stanford mengadakan kompetisi game Intergalactic Space War Olympic.
Pemenang dari kompetisi game tersebut akan mendapatkan hadiah berupa langganan gratis selama 1 tahun majalah bergengsi, Majalah Rolling Stones.
Sukses dengan kompetisi game kala itu, kemudian pada tahun 1980, Atari sebuah perusahaan game ternama menggelar kompetisi Space Invader yang mengikutsertakan 10.000 peserta. Berkembangnya internet dan mulai berjamurnya pemilik komputer membuat Esports semakin dilirik.
Tercatat di tahun 1990-an terjadi pergeseran hobi bermain game menjadi sebuah olahraga profesional. Salah satu kompetisi besar yang digelar saat itu adalah Nintendo World Championship, kompetisi yang mendulang kesuksesan besar itu kembali digelar di tahun 1994 dengan nama Nintendo Powerfest.
Keberhasilan Esports datang dari antusiasme para pemain. Semakin menjamurnya pemain Esports yang terlatih dan tertarik mengembangkan Esports semakin terkenal Esports hingga bertahan sampai saat ini.
Perkembangan Esports di Indonesia
Esports mulai berkembang dan dikenal di Indonesia sejak tahun 1999, namun situasi politik dan kondisi perekonomian negara yang belum stabil saat itu membuat perkembangan Esports terhambat. Salah satu hambatan terbesar adalah jaringan internet yang saat itu masih belum memadai.
Kemunculan Esports pertama kali diawali oleh Liga Game dengan adanya kompetisi game online pertama tahun 1999. Seiring berjalannya waktu dan semakin membaiknya jaringan internet di Indonesia membuat Esports semakin dikenal luas oleh masyarakat.
Perbaikan perkembangan Esports di Indonesia berawal dari dukungan orang-orang yang hobi bermain game di warung internet (warnet). Saat itu obrolan ramai tentang game ramai dibahas di room MiRC, hingga terbentuklah Liga Game yang berawal dari komunitas gamers.
Eddy Lim sebagai inisiator Liga Game saat itu merupakan orang paling senior di dunia game online Indonesia. Selain sebagai inisiator Liga Game, Eddy juga sebagai pendiri Indonesia Esports Association atau IESPA di tahun 2013. Eddy adalah salah satu orang dibalik perkembangan Esports di Indonesia.
PB Esports Indonesia
Diresmikan pada 18 Januari 2020, Pengurus Besar Esports Indonesia merupakan sebuah organisasi resmi yang memiliki peranan penting dalam perkembangan Esports dan tim Esports Indonesia.
Kepengurusan perdana periode 2020-2024 yang resmi dilantik dan diketuai oleh Jenderal Polisi (Purnawirawan) Budi Gunawan, PB ESI menjadi payung sekaligus wadah bagi tim Esports, pemain hingga publisher game.
Resmi mendapat dukungan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Pemuda dan Olahraga membuat posisi PB ESI semakin kuat. Didukung bergabungnya IESPA, PB ESI bertekad memajukan keberadaan Esports di 34 provinsi.
PB ESI mendukung adanya turnamen-turnamen Esports yang diselenggarakan oleh pengurus cabang di 34 provinsi. Turnamen Esports yang diselenggarakan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan Esports yang semakin meluas di Indonesia.
Aturan Esports Indonesia
PB Esports Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang bertujuan mengawasi pelaksanaan kegiatan Esports Indonesia. Peraturan yang resmi dirilis tahun 2021 adalah Peraturan Nomor: 034/PB-ESI/B/VI/2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Esports di Indonesia terdiri dari 46 pasal.
Regulasi yang dibuat PB ESI berlaku dan mengikat pada judul game Esports yang terdaftar di PB ESI bukan keseluruhan game yang beredar di Indonesia.
Peraturan yang baru saja diresmikan ini sempat menuai pro dan kontra hingga adanya petisi. Salah satu pasal yang memicu adanya pro kontra adalah pasal 39.
Dalam pasal 39 disebutkan PB ESI memiliki kewenangan mengatur dan mengawasi pelaksanaan game yang berlaku dan ada di Indonesia termasuk kegiatan Esports dengan bantuan aparat hukum dan pihak terkait. Pasal tersebut dinilai dapat mengekang pertumbuhan dan perkembangan game di tanah air.
Pihak-pihak yang akan dirugikan karena adanya aturan dalam pasal tersebut adalah developer game dan penyelenggara kegiatan seperti turnamen Esports.
Syarat Menjadi Atlet Esports
Penghasilan yang menggiurkan membuat orang-orang tertarik menjadi atlet Esports. Namun ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum menjadi atlet Esports. Berikut syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi atlet Esports:
Ikuti Banyak Turnamen
Syarat pertama dan paling dasar yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang atlet Esports adalah mengikuti banyak turnamen Esports yang diselenggarakan baik itu turnamen kecil hingga besar.
Kemampuan yang terasah dan berhasil memenangkan turnamen serta berada di jajaran top leaderboard akan membuat tim Esports melirik dan meminang seseorang menjadi seorang atlet Esports.
Fokus pada Game yang Dikuasai
Tidak perlu menguasai banyak game untuk menjadi seorang atlet Esports, cukup kuasai game yang benar-benar bisa membuat fokus dan menjadikan seseorang juara dan mudah menaklukan game dalam sebuah turnamen.
Semakin lihai dan cakap menaklukan game membuat tim mudah untuk merekrut menjadi seorang atlet Esports. Bergabung dengan tim Esports menjadi langkah awal untuk menjadi seorang atlet Esports.
Usia
Usia ideal seorang atlet Esports adalah berusia 15-25 tahun, karena pada usia tersebut seseorang dianggap masih lihat, tangkas dan cekatan dalam menaklukan sebuah game. Game Esports membutuhkan kecepatan berpikir dan kegesitan untuk bisa memenangkan turnamen.
Semakin muda dan matang usia seorang atlet diharapkan mampu membawa tim Esports meraih kemenangan dalam sebuah ajang turnamen yang akan menguntungkan atlet dan tim Esports itu sendiri. Karir atlet juga akan semakin cemerlang.
Kesimpulan
Perkembangan Esports di Indonesia sejak tahun 1999 telah membuahkan hasil hingga kini diakui dan resmi menjadi cabang olahraga yang juga dikompetisikan dalam Pekan Olahraga Nasional. Adanya IESPA dan PB ESI diharapkan mampu mengembangkan Esports menjadi lebih maju di Indonesia.