Mengenal Fakta Aturan Bubble Dalam Liga AFF 2020

Beberapa waktu lalu, tentunya Anda sudah kerap mendengar kegeraman supporter garuda squad akibat dilarangnya 4 pemain terlibat dalam permainan liga AFF 2020 leg kedua. Pasalnya penyebab dilarangnya 4 pemain ini adalah aturan bubble atau aturan gelembung yang dilanggar. 

Aturan gelembung yang sempat dilanggar oleh pemain AFF dari Timnas Indonesia ini membuat permainan Timnas jadi tidak maksimal. Pengaruhnya juga sangat besar lantas membuat kegagalan Indonesia dalam meraih juara piala AFF 2020 yang baru kemarin dilaksanakan. 

Hal-Hal Dalam Aturan Bubble Secar Umum

Hal-Hal Dalam Aturan Bubble Secar Umum

Sebelum membahas secara khusus tragedi pelanggaran aturan gelembung pada piala AFF 2020, Anda juga perlu paham beberapa hal penting yang tertera pada aturan gelembung ini. Beberapa hal tersebut diantaranya adalah: 

  • Aturan ini akan mengatur penempatan yang sama terhadap semua pihak yang terlibat dalam kejuaraan yang sedang berlangsung, dalam satu tempat yang sama. 
  • Diantara orang yang harus mengikuti aturan bubble ini adalah pihak-pihak yang sudah terdaftar secara resmi. Pihak-pihak yang dimasud tersebut adalah seperti pelatih, atlet atau pemain kejuaraan, panitia, ofisial, hingga awak media. 
    Semua pihak-pihak tersebut sudah terikat dalam aturan dan sistem bubble yang diberlakukan. Artinya tidak hanya pemain saja yang akan mendapat hukuman saat melakukan pelanggaran. Awak media atau bahkan pelatih juga akan mendapatkan sanksi saat ketahuan melanggar. 
  • Selama kejuaraan berlangsung, semua pihak terikat sistem bubble dilarang keras berinteraksi dengan orang luar atau bahkan keluar dari zona yang sudah dibatasi. 

Beberapa Fakta Aturan Bubble Dalam Liga AFF 2020 

Beberapa Fakta Aturan Bubble Dalam Liga AFF 2020

Mendengar cerita pelanggaran aturan gelembung atau bubble, tentu banyak orang awam yang kebingungan dengan aturan baru yang satu ini. Lantas apa sebenarnya aturan bubble itu? Dan bagaimana konsekuensi serta hal-hal yang berkaitan dengan aturan ini? 

Agar tidak buta informasi, berikut ini akan dijelaskan poin ulasan fakta aturan bubble yang diterapkan dalam permainan sepak bola dunia tak terkecuali Indonesia:

1. Definisi Aturan Gelembung

Fakta pertama menjelaskan hal dasar terkait definisi aturan gelembung atau bubble itu sendiri. Aturan gelembung atau bubble ini merupakan aturan terbaru yang muncul dalam dunia pertandingan olahraga. 

Kemunculan aturan baru ini adalah karena adanya wabah pandemi covid yang masih belum juga usai. Sehingga aturan ini diadakan tidak hanya untuk permainan sepak bola saja, namun juga untuk semua jenis pertandingan olahraga. 

Hanya saja, beberapa waktu ini yang menjadi sorotan adalah adanya pelanggaran bubble oleh pemain sepak bola Timnas U-23 pada liga AFF 2020. 

2. Inti Isi Aturan Gelembung

Adanya aturan gelembung yang dibuat dalam masa pandemi ini tentu atas tujuan kebaikan bersama. Lantas sikap pelanggaran 4 pemain Timnas dalam AFF 2020 membuat banyak orang bertanya tentang isi aturan ini. 

Aturan gelembung berisi tentang batasan pergerakan para pemain yang berpusat dalam satu tempat pertandingan kejuaraan. Secara kebetulan liga AFF 2020 kemarin dilaksanakan di Singapura. 

Batasan pergerakan ini dimaksudkan agar para pemain tidak banyak berinteraksi dengan lingkungan luar, sehingga aturan ini bisa menekan resiko penularan covid 19 yang masih belum pulih 100%. Bahkan dalam aturan ini, konsumsi tiap pemain sudah disiapkan oleh panitia. 

Selain itu wartawan yang ingin mengulik kabar para pemain juga dilarang keras untuk secara langsung bertemu dengan pemain. Maka sudah sangat jelas bahwa aturan ini sangat ketat agar tidak dilanggar. 

3. 4 Pemain AFF Timnas Keluar Hotel Dengan Alasan Ringan

Pengetatan aturan bubble yang dibuat oleh panitia liga AFF ternyata tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya 4 pemain Timnas yang gagal bermain pada leg kedua AFF 2020 kemarin tak lain adalah karena keluarnya 4 pemain ini untuk sekedar membeli keperluan pribadi. 

4 pemain Timnas yang dimaksud diantaranya adalah Rizky Ridho, Rizky Dwi, Elkan Baggott, dan Victor Igbonefo. Kronologi yang sempat dikabarkan adalah mereka berempat hanya berniat membeli peralatan mandi dan mengharuskan mereka keluar hotel sendiri. 

Meskipun alasan ini dianggap wajar dan ringan, namun panitia yang berkaitan dengan aturan gelembung ini tidak memberikan toleransi terhadap pelanggaran yang sudah dilakukannya. Hukuman tetap diterapkan meski keempat pemain tersebut hanya pergi sebentar saja. 

4. Hukuman Denda dan Dilarang Bermain

Setelah diketahui keluar hotel dengan alasan yang wajar, lantas pemain Timnas tersebut langsung mendapatkan denda sebesar 10 ribu dolar Singapura. Nilai denda ini setara dengan 105 juta rupiah. 

Denda ini tepatnya dijatuhkan pada pihak PSSI pada tanggal 23 Desember 2021. Tentu saja denda ini bukan nilai yang kecil, meski begitu PSSI tetap memenuhi aturan denda yang berlaku. Setelah denda yang dibayarkan ini, ternyata masih ada hukuman yang harus diterima Timnas. 

Tak lain hukuman ini adakah dilarangnya 4 pemain yang melanggar aturan gelembung ini, untuk turut bermain dalam leg kedua liga AFF 2020. Hal ini berdasarkan keputusan pemerintah Singapura. 

5. Kontra Hukuman Yang Dijatuhkan

Dibalik berlakunya hukuman pelanggaran dan aturan gelembung yang sudah diterima Timnas dengan terpaksa ini ternyata menimbulkan beberapa protes yang membuat Shin Tae Yong dan pemain Timnas geram. Beberapa protes yang dikeluhkan dari aturan ini adalah: 

  • Konsumsi yang disiapkan oleh panitia AFF hanya berupa nasi kotak yang dinilai gizinya kurang demi tenaga yang dikeluarkan oleh para pemain Timnas Indonesia. Sedangkan untuk keluar membeli makanan sendiri saja dilarang keras oleh aturan bubble. 
  • Pemberitahuan sanksi tidak diperbolehkannya pelanggar bermain di final leg kedua, terbilang mendadak. Menurut keterangan Shin Tae Yong, pelanggaran ringan ini dilakukan pada 15 Desember 2021. 
    Sedangkan informasi sanksi dilarang bermain adalah pada 31 Desember 2021. Tentu saja jarak informasi sanksi ini cukup jauh. Padahal sebelumnya pihak PSSI juga sudah membayar lunas denda yang dikenakan tersebut. 
  • Penempatan ruang hotel untuk pemain Timnas dinilai kurang nyaman. Pasalnya Shin Tae Yong menyatakan bahwa hotel tempat Timnas menginap disamakan satu atap dengan penghuni hotel umum. 
    Penghuni  hotel umum yang dimaksud ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan penyelenggaraan piala AFF 2020. Dan lebih parahnya lagi, penghuni hotel umum ini sempat membuat pesta hingga mabuk dan menimbulkan keramaian dalam hotel. 
    Tentu saja hal ini dinilai sangat tidak etis dan mengganggu kenyamanan istirahat para pemain Timnas Indonesia. Bahkan Pelatih Timnas ini juga sempat menyebut bahwa nyaris setiap hari hotel selalu berisik oleh penginap umum. 

Aturan bubble memang tidak bisa dianggal remeh oleh para pemain Timnas Indonesia. Meskipun saat keluar hotel para pemain pelanggar aturan ini telah memakai dan memenuhi protokol kesehatan, namun hukuman dalam aturan akan tetap dijalankan. 

Dari kejuaraan AFF 2020, aturan ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga untuk kebaikan kualitas pemain kedepannya. Di pertandingan yang akan datang, diharapkan semua pemain bisa lebih taat aturan agar semua pemain tidak mendapatkan sanksi yang tidak diinginkan.