Piala Dunia Qatar 2022 sudah memecahkan rekor pengeluaran biaya termahal dan belum pernah terjadi pada gelaran sebelumnya. Negara yang kaya tersebut bahkan dilaporkan sudah menghabiskan dana USD 220 miliar sejak berhasil memenangkan hak menjadi tuan rumah Piala Dunia 12 tahun lalu.
Nilai tersebut setara dengan Rp3.142,66 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.713 per USD). Sebuah nilai fantastis bagi negara yang tidak memiliki sejarah sepak bola yang kuat. Dana tersebut sebagian besar dipakai untuk pembangunan sistem metro baru, bandara, Jalan raya, lingkungan, bahkan kota yang baru.
Apakah Qatar Untung?
Penyelenggaraan turnamen sepak bola yang bergengsi selama sebulan tersebut membuat orang bertanya-tanya apakah pengeluaran besar yang dikeluarkan itu sepadan dengan hasil yang didapat. Diketahui bahwa dari tahun 1964 hingga 2018, sebanyak 31 dari 36 event olahraga justru mengalami kerugian besar.
Andrew Zimbalist, seorang profesor ekonomi di Smith College dan penulis dari “Circus Maximus: The Economic Gamble Behind Hosting the Olympics and the World Cup“, menyatakan bahwa meskipun jumlah pengeluaran Qatar untuk Piala Dunia 2022 tidak jelas.
Namun, anggaran senilai USD 220 miliar merupakan rekor jumlah uang yang pernah dikeluarkan untuk acara olahraga besar. Zimbalist juga menyatakan bahwa perhitungan dana dari Piala Dunia Qatar 2022 tidak hanya fokus pada pembangunan tujuh stadion saja yang menelan biaya sekitar USD 6,5 miliar.
Lebih dari itu, juga untuk pembangunan infrastruktur luas di berbagai bidang seperti transportasi, telekomunikasi, keamanan, perhotelan, dan hotel.
Pembongkaran Stadion
Qatar berencana membongkar beberapa stadion Piala Dunia dan menyumbangkan sebagiannya ke negara tetangga. Selain itu, lapangan sementara dari kontainer pengiriman daur ulang juga akan dibongkar dan didistribusikan ke negara lain.
Zimbalist mengatakan bahwa pembongkaran tersebut akan memerlukan lebih banyak uang dan stadion yang tidak digunakan akan menghabiskan lahan berharga dan biaya akan naik lebih tinggi.
Perluasan Bandara
Zimbalist menyatakan bahwa proyek infrastruktur seperti perluasan Bandara Internasional Hamad Doha, yang dibuka pada 2014, dapat menjadi investasi yang berharga di luar Piala Dunia.
Namun, dia juga menyatakan bahwa ketika sampai pada pertanyaan tentang apa yang secara realistis dapat diperoleh Qatar dari semua investasi yang telah dikeluarkan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Qatar 2022. Ia yakin itu sangat minimal.
Alasannya, hampir semua pendapatan yang dihasilkan oleh Piala Dunia masuk ke FIFA dari pada ke negara tempat Piala Dunia itu dimainkan. FIFA memperkirakan pendapatan dari turnamen Piala Dunia 2022 di Qatar mencapai USD 4,7 miliar, sedangkan biaya operasional diperkirakan mencapai USD 1,7 miliar.
Isu Ketenagakerjaan
John McManus, seorang antropolog sosial dan penulis buku Inside Qatar, menyatakan bahwa bagian penting dari mengukur dampak jangka panjang Piala Dunia untuk Qatar adalah seberapa baik pemerintah Qatar menangani isu-isu seperti kesejahteraan pekerja setelah turnamen berakhir.
Dalam laporan tahun 2021, Human Rights Watch menyatakan bahwa para pekerja migran masih mengalami pemotongan upah yang tidak sah dan gaji yang tidak dibayarkan selama berbulan-bulan. McManus menambahkan bahwa masih banyak pekerja migran yang belum menerima gajinya.
Mereka khawatir apa yang akan terjadi ketika perhatian Piala Dunia bergeser ke tempat lain. Selain masalah gaji yang tidak dibayarkan, pekerja migran juga mengalami kondisi kerja yang buruk dan tidak aman, serta keterbatasan dalam bergerak dan komunikasi.
Para pekerja juga sering kali tidak diberikan hak istirahat yang cukup serta tidak diperbolehkan untuk meninggalkan negara tanpa izin dari majikan. McManus menyatakan bahwa masalah ini harus segera diatasi oleh pemerintah Qatar sebelum dan setelah Piala Dunia.
Tujuannya, supaya dapat memastikan bahwa dampak turnamen tersebut benar-benar positif bagi masyarakat Qatar dan para pekerja migran yang terlibat dalam proyek Piala Dunia.
Penutup
Secara keseluruhan, Piala Dunia 2022 di Qatar diharapkan dapat meningkatkan ekonomi dan pariwisata negara tersebut. Namun, masalah seperti kesejahteraan pekerja migran harus diatasi segera oleh pemerintah Qatar agar turnamen tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi seluruh masyarakat.
Pemerintah harus memastikan bahwa para pekerja migran diberikan perlakuan yang adil dan hak-hak yang sesuai serta gaji yang dibayarkan tepat waktu. Jika masalah ini dapat diatasi, Piala Dunia Qatar 2022 diharapkan dapat menjadi acara yang sukses dan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Qatar.