Jika kita berbicara mengenai Dota 2, pastinya tidak akan lepas dari salah satu legendanya, Dendi Navi. Dendi adalah salah satu pemain Dota 2 yang paling terkenal. Mayoritas pemain Dota, terutama yang bermain di awal rilis permainan ini, pastinya tahu dengan gamer yang satu ini.
Lalu, apa yang membuat Dendi begitu terkenal? Seperti apa kiprahnya di Dota 2? Mari kita simak rangkumannya berikut ini:
Profil Dendi Navi
Danil “Dendi” Ishutin adalah salah satu pemain profesional Dota 2 dan mantan pemain Dota asal Ukraina. Dendi lahir di Lviv, Ukraina, pada tanggal 30 Desember 1989. Saat ini ia berusia 32 tahun dan masih aktif bermain Dota 2.
1. Tim
Bermain secara profesional sejak tahun 2006 dan hingga saat ini masih aktif bermain tentunya banyak pengalaman yang Dendi lalui, termasuk keluar-masuk tim. Selama 11 tahun bermain Dota, tercatat Dendi sudah bermain untuk 7 tim yang berbeda. Berikut daftarnya:
Dota | ||
Wolker Gaming | 2007 – 2008 | |
Ks.int | 2008 – September 2008 | |
DTS | September 2008 – Maret 2009 | |
Ks.int | Maret 2009 – Juni 2009 | |
DTS Gaming | Juni 2009 – Desember 2010 | |
Dota 2 | ||
Natus Vincere | Desember 2010 – September 2018 | |
Natus Vincere | September 2018 – Agustus 2019 | Tidak Aktif |
Tigers | Januari 2019 – April 2019 | Pinjaman |
The Pango | Juni 2019 – Agustus 2019 | Pinjaman |
The Pango | Agustus 2019 – sekarang | |
B8 | Januari 2020 – Juni 2022 |
2. Role dan Hero Favorit
Role yang umum dipakai Dendi adalah solo midlaner. Sebelum itu, ia sempat berperan sebagai pemain support.
Hero yang identik dengan Dendi yaitu Puck, Invoker, Shadow Fiend, dan tentunya Pudge. Puck dan Pudge adalah yang paling terkenal, terutama perannya dalam The International.
3. Net Worth
Secara keseluruhan, Dendi Navi diperkirakan memperoleh pendapatan bersih sebesar USD$806,185 atau setara dengan 12 miliar rupiah. Angka yang cukup fantastis bukan?
Dengan perolehan pendapatan sebesar itu, tidak mengherankan jika pekerjaan sebagai pemain e-sport begitu menjanjikan. Tapi perlu diketahui bahwa Dendi memperoleh pendapatan sebesar itu dari mengikuti 230 kompetisi.
Perjalanan Dendi
Awal mula Dendi memasuki dunia kompetitif yaitu ketika kakak laki-lakinya menikah, pindah rumah, dan membawa komputer keluarga bersamanya. Hal itu membuat Dendi bermain game di warnet dan perjalanan permainan kompetitifnya dimulai.
Awalnya, Dendi mencoba bermain Counter-Strike terlebih dahulu. Kemudian barulah ia hijrah ke Warcraft 3 di mana Dendi bermain di turnamen lokal dan pelan-pelan membangun rasa cinta pada dunia kompetisi.
Meskipun Dendi terbilang sukses di Warcraft 3, bahkan memenangkan beberapa kejuaraan lokal di kotanya, ia kepincut dengan salah satu custom map terkenal waktu itu, DotA. Ia langsung hijrah ke Dota dan selalu memainkannya selama beberapa bulan ke depan.
Dendi bermain dengan role support di awal permainannya. Ia berlatih dengan keras hingga mengikuti turnamen lokal dan memiliki timnya sendiri. Dendi mengawali karir Dota 2 bersama Na’Vi yang dengan cepat tumbuh menjadi salah satu tim paling ditakuti di dunia.
1. Legenda Natus Vincere
Di tahun pertamanya, Dendi dan Natus Vincere memenangkan The International 2011. Na’Vi terus mendominasi Dota 2 dan memenangkan banyak turnamen di tahun 2011 hingga 2013.
Dendi menjadi pusat dari Na’Vi dan penampilannya sangat berkontribusi pada kesuksesan mereka. Tim Natus Vincere mencapai kesuksesan yang signifikan dengan Dendi sebagai midlaner selama beberapa tahun pertama permainan.
Mereka selesai sebagai runner-up di kompetisi The International 2012 dan The International 2013. Masing-masing kalah dari Invictus Gaming dan Alliance.
2013 menjadi tahun terakhir dominasi Na’Vi dan Dendi di kancah Dota 2, karena mereka hanya mencatat dua kemenangan LAN sejak Januari 2014. Pada turnamen The International 2014, Na’Vi dan Dendi tidak berada di 2 besar untuk yang pertama kali.
Pada dua The International berikutnya, TI 5 dan TI 6, mereka hanya bertengger di posisi terakhir. Hingga pada tahun 2017, mereka gagal lolos ke TI 7 akibat tidak lolos dari babak penyisihan grup kualifikasi regional.
Empat tahun mengalami ketidakstabilan dan hasil yang sering kali buruk, tentu berdampak pada reputasi Na’Vi dan status Dendi sebagai pemain legendaris. Pada akhirnya, setelah 8 tahun bersama Na’Vi, Dendi dikeluarkan dari roster aktif pada September 2018.
2. Awal Mula Terkenal
Tingkat kepopularitasan Dendi Navi meningkat secara drastis setelah ia dan rekan-rekannya di Na’Vi memenangi The International 2011. Hal ini dipengaruhi oleh The International yang menggemparkan dunia waktu itu.
Di waktu itu, berkarir sebagai pemain e-sport bukanlah sebuah pekerjaan yang menjanjikan. Valve mengubah sejarah dengan secara mencengangkan mengadakan turnamen Dota 2 dengan total hadiah yang fantastis, yaitu 1,6 juta Dolar Amerika.
Na’Vi memenangkan turnamen bersejarah ini setelah mengalahkan tim terkuat di dunia waktu itu, EHOME, di babak final dengan skor 3-1. Dendi menjadi tokoh penting atas kemenangan Na’Vi.
Dua momen penting Na’Vi pada final ini dua-duanya diinisiasi oleh Dendi. Keduanya menjadi sejarah yang tak akan terlupakan di ingatan pemain Dota 2. Keduanya diberi nama “Black Hole Dendi” dan “Dream Coil 1 juta dolar”.
Kedua momen bersejarah itu didokumentasikan oleh Valve di dalam film dokumentasi The International 2011 dengan judul “Free to Play”. Jutaan pemain Dota menyaksikan film pendek ini dan semua mata tertuju pada Dendi. Ia memiliki julukan baru yaitu “the dota 2 millionaire”.
3. Pudge International 2013
Salah satu momen bersejarah Dendi Navi adalah fountain hook di TI 3. Demi menghadapi TongFu yang sudah unggul ketika di semi-final, Na’Vi menggunakan strategi yang tidak diduga yang akan digunakan di dalam turnamen sekelas The International.
Dendi yang saat itu menggunakan Pudge, bekerja sama dengan Puppey yang menggunakan Chen. Pudge memiliki skill aktif yang dapat menarik lawan bernama hook. Sedangkan Chen memiliki skill aktif yang dapat memindahkan hero teman ke markas alias fountain dengan teleportasi.
Karena sebuah bug, ketika pudge sedang menarik hero lawan dan di waktu yang sama Chen menteleportasi Pudge ke markas, maka hero yang ditarik oleh Pudge akan tertarik sampai ke markas. Di markas, hero lawan akan binasa akibat di serang oleh fountain.
Dengan memanfaatkan bug ini, Na’Vi berhasil mengalahkan TongFu dan melaju ke final. Kejadian ini tentunya menimbulkan pro dan kontra.
Valve sebagai penyelenggara memberikan pernyataan bahwa jika hal itu ada di dalam permainan, maka Anda boleh menggunakannya. Pada akhirnya, setelah menerima banyak protes, bug tersebut dihilangkan dari Dota.
Valve kemudian mengabadikan momen tersebut di dalam video pendek berjudul “The International Archieves – Fountain Hook”. Momen tersebut adalah salah satu momen paling berkesan bagi Dendi dan Na’Vi.
4. Saat Ini
Setelah lama bermain untuk Natus Vincere (Na’Vi), Dendi tidak aktif bermain Dota 2 untuk pertama kalinya pada September 2018 dan meninggalkan Na’Vi pada Agustus 2019. Setelah didepak oleh Na’Vi, Dendi berjanji akan terus bermain secara profesional.
Setelah bermain sementara untuk Tigers, Dendi bergabung dengan The Pango. Pada Januari 2020 Dendi mendirikan timnya sendiri bernama B8. Di tim ini, Dendi menjabat sebagai founder. Namun sayang, B8 hanya bertahan sampai 16 Juni 2022.
Hingga saat ini Dendi masih bermain Dota 2 untuk The Pango. Ia juga sering membagikan aktivitas bermainnya melalui akun Instagram pribadinya di @dendiq.
Begitulah karir Dota 2 seorang Dendi Navi yang masih berlanjut. Dari perjalanan hidupnya, dapat diambil hikmah bahwa kecintaan dan dedikasi penuh terhadap sesuatu akan memberikan buah yang manis. Tertarik menjadi pemain e-sport pro seperti Dendi?